Minggu, 02 Mei 2010

DEFINISI GANGGUAN BELAJAR

Kesulitan atau gangguan belajar (Learning Disorders) merupakan suatu kesulitan atau gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi seorang anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya. Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.
Definisi gangguan belajar (Learning Disorders) menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), yaitu:
• Diagnosis gangguan belajar ditegakkan bila hasil yang dicapai di bidang membaca, matematik, atau menulis dibawah hasil yang semestinya dapat dicapai sesuai dengan tingkat usia, akademik, dan intelegensinya
• Problem belajar erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik dan aktivitas sehari-hari. Di AS, 5% murid di sekolah umum mengalami learning disorders dan hampit 40% nya mengalami putus sekolah. Orang dewasa dengan learning disorders biasanya mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan adaptasi sosialnya. Orang dengan learning disorders mempunyai proses kognitif yang abnormal, yaitu kelainan di bidang persepsi visual, bicara, atensi, dan daya ingat.
Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar yaitu gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional.
Referensi :
http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150

GEJALA GANGGUAN BELAJAR

Gangguan belajar pada anak penting untuk dideteksi sejak dini. Hal ini karena gangguan belajar dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku anak. Pada anak kecil, gangguan belajar dapat terlihat dari kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda.
Gejala-gejala lain dapat berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, seperti mencetak dan mengkopi.
Perilaku anak dengan gangguan belajar dapat diamati saat di kelas. Anak biasanya tidak dapat duduk tenang di tempatnya, lambat menyelesaikan tugas atau bahkan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini sebetulnya merupakan bentuk penghindaran dari mengerjakan tugas yang dirasanya sulit. Perkembangan anak sejak kecil juga bisa merupakan pertanda kemungkinan terjadinya gangguan belajar pada usia sekolah dasar. Anak dengan keterlambatan bicara (belum bisa mengucapkan kalimat sederhana di usia 2 tahun), bisa merupakan faktor prediksi terjadinya gangguan belajar. Gangguan koordinasi motorik, terutama pada usia menjelang taman kanak-kanak, juga bisa menjadi faktor prediksi terjadinya gangguan belajar.
Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.
Referensi:
http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150

JENIS KESULITAN BELAJAR MENURUT DSM-IV

Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata, melainkan terdiri dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala, penyebab, pengobatan dan perjalanan penyakit. Tidak semua problem belajar merupakan suatu kesulitan belajar. Ada anak yang menunjukkan
perkembangan suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak lain seusianya dan
sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran.
Untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak digunakan pedoman yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV). Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu ;
1. Gangguan Perkembangan Wicara & Berbahasa
Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya kesulitan belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak usia balita berupa keterlambatan komunikasi baik verbal ( berbicara ) maupun non-verbal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila anak berusia 2
tahun belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka anak mengalami keterlambatan perkembangan wicara-bahasa. Anak dengan Gangguan Perkembangan Wicara & Bahasa dapat mengalami kesulitan untuk:
• Memproduksi suara huruf/kata tertentu
• Menggunakan bahasa verbal/tutur dalam berkomunikasi, tetapi pemahaman bahasanya baik. Orang tua sering kali berkata "anak saya mengerti apa yang saya ucapkan, tetapi belum bisa berbicara".
• Memahami bahasa verbal yang dikemukakan oleh orang lain, walaupun kemampuan pendengarannya baik. Anak hanya dapat meniru kata-kata tanpa mengerti artinya (membeo).
2. Gangguan Kemampuan Akademik (Academic Skills Disorders)
Ada 3 jenis Gangguan Kemampuan Akademik:
1). Gangguan Membaca
Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar di
bidang lainnya. Proses membaca ini merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan kedua belahan otak. Persentasi dari Gangguan Membaca ini dikatakan sebesar 2- 8 % dari anak usia sekolah. Anak yang mengalami Gangguan Membaca menunjukkan adanya:
(i). Inakurasi dalam membaca, seperti:
• Membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak
seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur
• Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara
kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll.
• Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau
dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa, dll
• Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa
(ii). Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita/teks yang dibacanya.
2). Gangguan Menulis Ekspresif
Kondis ini ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca, paragraf dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga mengalami kemiskinan tema dalam karangannya.
(i). Gangguan Berhitung
Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan
aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi
pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak.
Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah;
• Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
• Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
• Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
• Inakurasi dalam komputasi
• Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama
Referensi:
http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150

PENYEBAB GANGGUAN BELAJAR

Penyebab gangguan belajar cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif-perseptual dan kemungkinan faktor-faktor neorologis yang mendasarinya. Banyak anak dengan gangguan belajar memiliki masalah dengan persepsi visual dan auditori.
Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti tetapi gangguan belajar termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.
Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.
Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan perlu waktu yang lama.
Referensi:
http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150