Minggu, 02 Mei 2010

JENIS KESULITAN BELAJAR MENURUT DSM-IV

Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata, melainkan terdiri dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala, penyebab, pengobatan dan perjalanan penyakit. Tidak semua problem belajar merupakan suatu kesulitan belajar. Ada anak yang menunjukkan
perkembangan suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak lain seusianya dan
sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran.
Untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak digunakan pedoman yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV). Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu ;
1. Gangguan Perkembangan Wicara & Berbahasa
Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya kesulitan belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak usia balita berupa keterlambatan komunikasi baik verbal ( berbicara ) maupun non-verbal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila anak berusia 2
tahun belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka anak mengalami keterlambatan perkembangan wicara-bahasa. Anak dengan Gangguan Perkembangan Wicara & Bahasa dapat mengalami kesulitan untuk:
• Memproduksi suara huruf/kata tertentu
• Menggunakan bahasa verbal/tutur dalam berkomunikasi, tetapi pemahaman bahasanya baik. Orang tua sering kali berkata "anak saya mengerti apa yang saya ucapkan, tetapi belum bisa berbicara".
• Memahami bahasa verbal yang dikemukakan oleh orang lain, walaupun kemampuan pendengarannya baik. Anak hanya dapat meniru kata-kata tanpa mengerti artinya (membeo).
2. Gangguan Kemampuan Akademik (Academic Skills Disorders)
Ada 3 jenis Gangguan Kemampuan Akademik:
1). Gangguan Membaca
Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar di
bidang lainnya. Proses membaca ini merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan kedua belahan otak. Persentasi dari Gangguan Membaca ini dikatakan sebesar 2- 8 % dari anak usia sekolah. Anak yang mengalami Gangguan Membaca menunjukkan adanya:
(i). Inakurasi dalam membaca, seperti:
• Membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak
seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur
• Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara
kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll.
• Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau
dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa, dll
• Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa
(ii). Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita/teks yang dibacanya.
2). Gangguan Menulis Ekspresif
Kondis ini ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca, paragraf dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga mengalami kemiskinan tema dalam karangannya.
(i). Gangguan Berhitung
Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan
aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi
pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak.
Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah;
• Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
• Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
• Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
• Inakurasi dalam komputasi
• Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama
Referensi:
http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150

Tidak ada komentar: