Sabtu, 19 Desember 2009

BULIMIA NERVOSA

Korban masalah pola makan atau eating disorder sudah banyak, dari orang biasa hingga selebritis banyak yang mengalami. Jika tidak ditangani serius gangguan pola makan dapat mengakibatkan korban jiwa. Kelompok remaja, terutama remaja putri yang paling rentan terhadap gangguan ini karena remaja cenderung berusaha untuk “gaul” dan menjadi koban mode sehingga ada semacam “kewajiban” untuk tampil langsing.

Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makan dan berat badannya sehingga mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya.

Bulimia nervosa merupakan salah satu gangguan pola makan. Penderita bulimia makan secara berlebihan. Menurut riset, penderita bulimia rata-rata mengkonsumsi 3.400 kalori tiap seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3.000 per hari. Kemudian berusaha keras mengeluarkan apa yang sudah dimakan dengan memuntahkannya.

Secara fisik, biasanya penderita bulimia tidak langsung ketahuan oleh orang lain karena berat badannya normal, tidak terlalu kurus. Namun secara psikis, penderita bulimia memiliki rasa percaya diri yang rendah, mudah dan sering mengalami depresi, serta berperilaku kompulsif.

Tanda-tanda orang yang mengalami bulimia adalah makan dalam jumlah yang banyak secara berulang-ulang, tidak dapat mengontrol diri ketika makan, menggunakan obat-obatan untuk mencegah berat badannya naik, berolahraga secara berlebihan, dan selalu merasa cemas dengan bentuk dan berat badannya. Efek dari makan dalam jumlah banyak sekaligus dapat merusak keseimbangan mineral dalam tubuh seperti sodium dan potassium, hal tersebut dapat menyebabkan rasa lelah, berdebar-debar, detak jantung tidak teratur, dan tulang keropos. Muntah secara berulang-ulang dapat merusak lambung dan saluran esophagus karena memaksa lambung berkontraksi secara tidak wajar, selain itu asam lambung yang keluar bersama muntah membuat gusi menyusut dan mengikis email gigi. Dampak lainnya adalah timbulnya ruam di kulit, pecahnya pembuluh darah dimuka, dan menstruasi yang tidak teratur.

Dalam kasus bulimia diperlukan penanganan dini karena penanganan yang terlambat mempersulit pengobatan. Keluarga si penderita biasanya akan diminta bantuan perawatan, seperti terapi psikis, selain itu obat anti depresi dapat membantu mengendalikan bulimia, namun apabila pemakaian obat dihentikan bulimia akan timbul kembali.

4 komentar:

Febrina Nur Sulistiyawati mengatakan...

coba aja temen2 saya pada baca blog kamu,, soalnya saya sebel, karena dikira bulimia karena suka muntah2 kalau kekenyangan makan...
apa efek bulimia akan serupa dengan efek dari anoreksia???

Anonim mengatakan...

apakah bulimia bisa di cegah.....?

melly mengatakan...

efek bulimia jelas tidak serupa dengan efek anoreksia karena ciri-ciri dan penyebabnya pun berbeda. jika pada penderita bulimia, mereka makan dalam jumlah yang berlebihan lalu memuntahkannya, tetapi kalau pada penderita anoreksia, penderita makan dalam jumlah yang sangat sedikit dan berolahraga yang berlebihan untuk menjaga berat badannya agar tetap kurus.
efek dari bulimia adalah rusaknya keseimbangan mineral dalam tubuh seperti sodium dan potassium, hal tersebut dapat menyebabkan rasa lelah, berdebar-debar, detak jantung tidak teratur, dan tulang keropos, merusak lambung dan saluran esophagus, gusi menyusut dan mengikisnya email gigi, dsb.
sedangkan efek dari anoreksia adalah Tekanan darah menurun drastis, napas melemah, pada wanita menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi tidak dimulai sama sekali), dan kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan menghilang. Kulit mengering, rambut, dan kuku menjadi rapuh, dsb.

melly mengatakan...

bulimia dapat di cegah jika kita dapat menerima kondisi fisik diri kita sendiri, dengan tidak terlalu terobsesi ingin menjadi kurus jika memiliki tubuh yang tidak ideal. jika kita ingin memiliki tubuh yang ideal sebaiknya dengan menggunakan cara yang benar, seperti menjaga pola makan yang seimbang dan berolahraha secara teratur. bukan dengan cara makan secara berlebihan lalu memuntahkannya seperti cara yang dilakukan oleh penderita bulimia.