Sabtu, 19 Desember 2009

Reality Show


Televisi merupakan media penyampaian pesan berbasis audiovisual, melalui televisi kita dapat menonton berbagai program siaran yang ditayangkan oleh sejumlah stasiun televisi. Namun banyaknya stasiun televisi pada saat ini menyebabkan persaingan menampilkan program yang semenarik mungkin agar banyak diminati. Sekarang ini yang lagi ngetrend ditampilkan oleh hampir semua stasiun televisi adalah program reality show karena dianggap “angin besar” bagi dunia industri televisi sehingga menjadi persaingan antar stasiun televisi.

Reality show adalah program televisi yang menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian dan proses sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap objek yang ditontonnya.

Saat ini reality show sudah banyak macamnya, antara lain program yang berisi rekaman kehidupan seseorang atau sekelompok orang dengan sepengetahuan objek yang direkam, misalnya tantangan Dunia Lain, Ekspedisi Alam Gaib, dsb. Selanjutnya program yang berisi rekaman tersembunyi atas perilaku orang yang mengejutkan dan mengusik kehidupan pribadi orang lain, seperti tayangan Harap-harap Cemas, Playboy Kabel, MOP, Termehek-mehek, dsb. Selain itu program pencarian bakat melalui kompetensi tertentu, seperti AFI, Indonesian Idol, dsb. Hingga program amal, konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain, seperti Uang kaget, Bedah Rumah, dsb.

Namun menjamurnya program reality show bukanlah suatu kreativitas atau kecerdasan sang sutradara karena konsep dari semua reality show tersebut diimpor dari acara yang sudah pernah ada di Negara lain. Contohnya acara Indonesian Idol dan AFI mencontek atau membeli lisensi Pop Idol (Inggris) dan La Acamedica (Meksiko). Uang kaget adalah format lisensi di Jepang, dsb.

Dampak positif reality show yaitu untuk hiburan, dapat menumbuhkan rasa sosial dan empati dikalangan pemirsa terhadap orang lain yang menderita yang ditampilkan dalam tayangan Charity, menjadi salah satu jalan untuk mencapai cita-cita sebagian orang menjadi seorang bintang melalui Reality Show yang bertajuk kontes bakat atau pencarian bintang, ditemukannya banyak bakat seni di berbagai bidang, dampak positif luar biasa dirasakan oleh media yang menayangkan reality show adalah peningkatan rating dan share, peningkatan Rating dan Share menyebabkan meningkatkan pemasangan iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan stasiun televisi bertambah.

Walaupun reality show memiliki beberapa dampak positif, tetapi juga memiliki banyak dampak buruk (negatif) misalnya seperti tayangan reality show yang berbentuk tekanan emosi dan psikologis ternyata memberikan efek yang cukup besar bagi si objek. Contoh kasusnya adalah Direktur Trans TV dan Produser Reality Show “Paranoid” dilaporkan oleh Diana Damey Pakpahan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan Ganti Rugi Rp 40 milliar untuk kerugian imateriil dan Rp 250 juta untuk kerugian materiil. Gugatan ini buntut dari tindakan Kru Paranoid yang menakut-nakutinya ketika keluar dari RS. Pondok Indah yang menyebabkan korban yang sedang hamil 8 bulan terjatuh. Walaupun tidak berakibat fatal pada janinnya tetapi korban trauma dan merasa ketakutan kalau sendirian di rumah. Kontes bakat pun tidak luput dari kritikan karena format yang ditampilkan hanya meniru atau membeli lisensi dari luar negeri, mereka yang menang tidak jarang kualitasnya tidak lebih baik dari peserta yang lain karena penentuan pemenang ditentukan oleh pemirsa melalui SMS, lalu popularitas yang tiba-tiba melonjak tinggi, secara psikologis dapat membuat peserta menjadi terlalu percaya diri semakin cepat meroket sehingga jatuhnya pun cepat, dsb. Tayangan Charity (Amal) Reality Show pun dipandang negatif karena tayangan ini dianggap sebagai eksploitasi terhadap orang miskin memberikan rezeki dengan harapan mendapatkan pemasukan yang tinggi dari iklan. Dampak negatif dari reality show percintaan antara lain generasi muda dan anak –anak dibawah umur mungkin menjadi pribadi yang tak tahu malu & tidak memiliki batasan etika dalam bergaul jika mereka terlalu sering menonton adegan reality show percintaan, pembohongan publik karena banyak acara reality show yang tidak nyata dapat dilihat dari kemustahilan dari mulai pesertanya baik klien, suspect, atau figuran lain, yang tampil full make up sehingga tak tampak spontan sama sekali seperti seharusnya reality show, dialog yang kaku dan mirip adegan sinetron, dan tidak ada keberatan dari pihak yang diungkap aibnya dan dirusak nama baiknya.

3 komentar:

hanna mengatakan...

lalu apa damapk tayangan sinetron dan reality show sama ?

hanna mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
melly mengatakan...

sebagian besar dampak yang ditimbulkan hampir serupa, seperti adegan-adegan dalam sinetron dan tayangan dari reality show contohnya reality show percintaan yang kurang mendidik, jika dilihat oleh anak-anak yang masih kecil tentu akan berpengaruh bagi perkembangan moralnya karena anak kecil cenderung mencontoh apa yang dilihatnya.
tetapi dalam reality show lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan dengan sinetron, karena pada saat ini banyak sekali jenis reality show, contohnya seperti reality show yang berbentuk tekanan emosi dan psikologis yang sudah saya jelaskan, "korban" yang dikerjain dalam reality show tersebut yang sedang hamil 8 bulan jatuh sehingga berujung pada jalur hukum.