Anak yang mengalami retardasi mental memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Adanya keterlambatan dalam tahapan perkembangan
• Adanya kesulitan dalam belajar dan kesulitan dalam bersosialisasi
• Tidak mampu memahami/melaksanakan instruksi
• Adanya perilaku seksual yang tidak sesuai (pada anak remaja)
• Adanya kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (orang dewasa)
• Adanya kesulitan dalam adaptasi sosial (orang dewasa)
Anak-anak yang mengalami mental retardasi tidak berkemampuan untuk mengerti situasi yang serius dan tidak dapat pula berperilaku sesuai dengan situasi hukum yang berlaku. Seseorang anak yang mengalami mental retardasi dalam hal komonikasi mengalami kesulitan karena perbendaharaan kata yang terbatas, mereka mengalami kesulitan (handicap) dalam kemampuan untuk membaca serta untuk menulis.
Dalam hal ini mereka juga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku yang sesuai dengan usianya, dan mereka lebih memilih anak-anak yang usianya lebih rendah dari dirinya sebagai temannya.
Mereka juga sukar sekali menerima interaksi dengan teman seusianya, demikian juga interaksi yang terbatas dengan teman lawan jenisnya kelaminnya. Diketemukan pula sifat yang akan sangat merugikan dirinya, seperti mudah dipengaruhi dan ingin sekali menyenangkan orang lain.
Mereka sering mengalami kesulitan dalam berkomonikasi (bertelepon misalnya) Beberapa diantara kasus-kasus mental retardasi, diketahui bahwa ambang frustasinya rendah sekali, dan sering kekecewaan yang tidak jelas ujung pangkalnya, meledak dengan hebatnya.
Seorang anak yang mengalami mental retardasi tidak dapat mengenal situasi yang serius, terlebih lagi mereka itu tidak dapat merespon suatu tindakan, dengan cara yang impulsif. Dalam perbuatan kriminal mereka selalu ingin menjadi pengikut dan tidak pernah berkenginan menjadi pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar