Pernikahan dini bukanlah hal yang baru untuk diperbincangkan, masalah ini sangat sering “diangkat” dalam seminar bahkan sering dibicarakan oleh media massa, baik media massa elektronik maupun non-elektronik karena masalah ini tema yang “laris” mengundang peminat.
Lalu apakah arti pernikahan dini?. Pernikahan dini dikaitkan dengan masalah waktu, yakni lebih awal dari yang seharusnya. Bagi orang-orang yang hidup pada awal-awal abad ke-20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia 13-14 tahun, atau lelaki pada usia 17-18 tahun adalah hal biasa, namun bagi masyarakat kini hal itu merupakan suatu keanehan. Wanita dan pria yang menikah sebelum usia 20 tahun dianggap tidak wajar, terlalu “dini” istilahnya.
Berbagai tanggapan mengenai pernikahan dini bermunculan, ada yang menanggapi positif kareana menganggap sebagai hal yang wajar, namun ada pula yang menanggapi negatif karena beranggapan pernikahan tersebut terjadi karena kecelakaan atau yang lebih dikenal dengan istilah MBA (Married by Accident), dipaksa untuk menikah, bahkan “dijual” oleh orangtuanya sendiri.
Contoh kasus pernikahan dini terjadi pada Manohara Odelia Pinot, kasus yang kontroversial dan sempat ramai diperbincangkan, seorang model Indonesia yang “diculik” oleh Pangeran Kelantan setelah dinikahi pada usia yang masih belia, sekitar 16 tahun karena selain telah “dinodai” juga dipaksa untuk menikah. Akibat dari pernikahan tersebut, manohara banyak mengalami penyiksaan seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan juga mengalami tekanan secara psikologis seperti trauma dan ketakutan yang mendalam, dan pada ahkirnya berujung pada perceraian yang juga berdampak psikologis pada dirinya karena mengalami perceraian pada usia yang masih dini.
Dampak psikologis lainnya akibat dari pernikahan dini yaitu mereka masih mempunyai egosentrisme karena mereka belum cukup matang untuk menikah sehingga banyak terjadi percekcokan, pola pikir yang belum matang (masih kekanak-kanakkan) juga berpengaruh dalam mengasuh anak, mereka belum cukup mental untuk menjalani kehidupan berumah tangga dan juga belum sepenuhnya mengerti bagaimana dan apa peran mereka dalam pernikahan tersebut.
4 komentar:
kenapa bnyk erjadi pernikahan dini?
apa dampak negatif dari pernikahan dini?
pernikahan dini banyak terjadi karena berbagai macam faktor seperti karena "kecelakaan" yang dikenal dengan istilah MBA (married by accident), dipaksa untuk menikah, bahkan "dijual" oleh orangtuanya sendiri karena faktor ekonomi.
dampak negatifnya seperti yang sudah saya jelaskan yaitu mereka masih mempunyai egosentrisme karena mereka belum cukup matang untuk menikah sehingga banyak terjadi percekcokan, pola pikir yang belum matang (masih kekanak-kanakkan) juga berpengaruh dalam mengasuh anak, mereka belum cukup mental untuk menjalani kehidupan berumah tangga dan juga belum sepenuhnya mengerti bagaimana dan apa peran mereka dalam pernikahan tersebut. selain itu pada banyak kasus pernikahan dini didalam pernikahan tersebut banyak terjadi kekerasan yang berujung pada trauma yang mendalam dan juga perceraian.
kenapa org jaman dulu nikah dini tapi kebanyakan mereka rukun2 ajj..apa bedanya sama jaman skrg?
Hallo, aku mau sharing tentang pernikahan aku di gedung HIS GRAHA ELNUSA di TB Simatupang yang sudah full karpet harganya jauh lebih murah looh untuk gedung di daerah Jak-Sel, parkirannya juga luaaaass bangett, udah gitu gak perlu ribet cari2 vendor lg karena disitu sistemnya udah ALL IN PACKAGE dan sudah ada WEDDING PLANNERnya lho..
Kemarin acara aku di arrange sama Wedding Public Relation & Wedding Planner yang kooperatif bgt.. Alhamdulillah acara berjalan lancar dengan budget aku yg tidak terlalu mahal dan masuk akal..
Silahkan langsung kontak Wedding PR yang handle aku 085887972972 mba INES namanya dia udh berpengalaman dalam hal wedding biasanya juga dia suka kasih bonus banyaakk.. hihihi
Posting Komentar