Sabtu, 05 Juni 2010

KIAT TANGANI KEGAGAPAN ANAK

1. Carilah Faktor Kemungkinan Penyebabnya
Terapis akan mencari tahu, apakah ada faktor keturunan, atau karena emosi, dan gangguan saraf. Biasanya untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor saraf ini dilakukan pemeriksaan EEG (dirujuk ke dokter ahli saraf anak). Bila yang terlihat adalah faktor kecemasan, tes dilakukan dengan memberikan stresor-stresor tertentu, salah satunya diminta mengulang-ulang kalimat. Hal ini untuk melihat bagaimana tingkat keparahan gagapnya. Orangtua pun harus menyadari kapan muncul gagap pada anaknya. Semakin sering frekuensinya semakin mengindikasikan keparahannya.
2. Dilakukan Terapi
Jika telah diketahui kemungkinan penyebabnya maka dilakukan terapi untuk menghilangkan gagapnya. Umumnya dilakukan terapi kognitif dan perilaku (behavior) serta relaksasi saat anak berhadapan dengan kecemasan.
3. Tingkatkan Self Esteem Anak
Untuk meningkatkan self esteem anak, diperlukan peran guru dan teman-temannya, serta orangtua dan anggota keluarga lainnya. Peran lingkungan tersebut amat penting bagi kemajuan anak gagap. Beri pengertian kepada guru dan teman-temannya (tentu tanpa sepengetahuan anak) untuk tidak mengejeknya tetapi bersikap biasa saja. Hal ini sangat membantu memulihkan rasa percaya dirinya.
4. Beri Banyak Reward Positif
Dalam mengeliminasi gagap anak, orangtua disarankan untuk tidak memberlakukan hukuman, melainkan menggunakan banyak reward serta motivasi. Bentuknya bisa berupa pujian dan kesenangan ketika anak berhasil mengerjakan suatu tugas. Pelaksanaannya tergantung pada anak karena masing-masing berbeda. Dengan reward ini diharapkan anak termotivasi dan memiliki rasa percaya diri serta self esteem yang baik.
5. Hindari Faktor Kecemasan
Secara bertahap, hindari faktor yang memungkinkan anak cemas. Umpama, anak cemas bila harus bercerita di depan teman-temannya. Nah, orangtua bisa melatih anak dengan memintanya bercerita di depan orangtuanya sebelum dia melakukan tugas bercerita di hadapan teman-temannya. Bisa juga guru di kelas membantu anak saat bercerita di depan kelas dengan cara melakukan dialog atau memberikan tanya jawab akan pengalaman anak yang ingin diceritakannya, sehingga anak tidak terlalu cemas. Hindari pula anak dari situasi yang memberinya tekanan. Contoh, orangtua jangan mengatakan, ”Kalau ngomong jangan gagap, ya, Mama enggak suka.” Tekanan pada anak akan memperburuk kondisi gagapnya.
6. Lakukan Dengan Relaks
Ketika anak berbicara, mintalah dia untuk melakukannya perlahan-lahan dan tenang. Kelancaran bicara tidak harus cepat tapi perlahan namun pasti. Terapi dilakukan secara bertahap, dari perlahan sampai cepat. Lakukan relaksasi, misalnya dengan mengajaknya menyanyi, membaca puisi, dan bermain peran yang sarat dialog. Biasanya pada tingkat ringan, gagap tidak muncul saat anak relaks. Berikan lagulagu kesukaannya untuk dinyanyikan dan dihafalkan agar dapat diulang-ulang.

Tidak ada komentar: